Tips Belajar Saham Bagi Pemula

 

 

 

Untuk menjadi seorang investor saham, maupun trader saham, bukanlah hal yang mudah seperti yang dikatakan. Memang benar sih pada praktiknya kita hanyalah membeli, nungguin harga naik, lalu kita jual saham yang dipegang. Tapi, jika tanpa pengetahuan yang cukup, sulit bagi seseorang untuk menghasilkan keuntungan yang besar dalam bisnis ini.

Diantara Penyebabnya mungkin karena kita tidak tahu saham apa yang mesti dibeli, kapan harus kita beli, dan kapan saatnya kita untuk menjual. Bukannya dapat untug, malah kerugian yang didapat. Karena itu, sangat penting bagi kita yang ingin terjun ke dunia saham untuk mengasah kemampuan kita terlebih dahulu.

Termasuk dalam beberapa jenis investasi yang bersifat "untung tinggu, risiko tinggi" bukan berarti saham sebagai hal yang rumit. Tapi, jika kita sebagai pemula, jangan langsung mempertaruhkan dana yang gede dulu di pasar saham.

Inilah beberapa langkah yang bisa menjadi strategi investasi saham untuk pemula.

Waktu Luang Sebelum Uang

Sebelum kita benar-benar terjun ke dunia saham, kita bisa sisihkan waktu mempelajari dasar-dasar investasi saham. Pahami dulu istilah-istilah yang sering digunakan supaya kita tidak bingung dan malah jadi pusing kepala.

Dimulai Dari Hal Kecil

Ingat kawan, meski kita punya dana yang besar, jika salah kelola di dunia saham maka bisa rugi besar. Semakin besar dana yang kita dipertaruhkan, maka semakin tinggi pula risikonya. Jika kita rugi 5% dari Rp10 juta, memang tidak terlalu besar, namun beda hal dengan 5% dari Rp100 juta, bayangin aja deh rasanya.

Oleh sebab itu, kita sebagai pemula sebaiknya mulai dengan dana kecil dulu, misalnya Rp10 juta – Rp30 juta. Bahkan tak sedikit yang memulai investasi saham dengan nominal ratusan ribu. Kita bisa melakukan top up setiap bulan dengan menyisihkan sebagian dari gaji, misalnya Rp500.000 per bulan.

Perhatikan Politik dan Ekonomi

Sebagai seorang pemegang saham, artinya kita memiliki perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan kita berada dalam dunia nyata yang amat rentan dengan pergolakan, terutama bidang ekonomi. Hal itu akan sangat berpengaruh terhadap harga sahamnya.

Terkadang, harga saham juga tergantung soal persepsi investor. Dengan kata lain, walaupun tidak berpengaruh langsung, kondisi politik disekitar juga seringkali mempengaruhi pergerakan harga saham. Bahkan, rumor yang beredar juga bisa menjadi pemantik.

Harus Paham Dengan Industri

Investor ternama seperti Lo Kheng Hong bisa jadi contoh bagaimana ia memahami perusahaan yang dibeli lewat pasar saham dan memperoleh keuntungan hingga miliaran.

Pada tahun 2018 silam, dia tercatat memiliki 13,66 persen saham PTRO dan berhak atas dividen senilai US$1,19 juta. Dengan begitu, Lo Kheng Hong berhak atas dividen senilai Rp16,75 miliar dari satu perusahaan saja, itu belum termasuk jika menghitung cuan dari harga saham yang kadang kalanya lebih besar dari nilai dividen.

Pilih Saham Kapitalis

Ada sebuat istilah Big Caps untuk saham-saham dengan nilai kapitalisasi yang besar di pasar sehingga tidak mudah dimanipulasi oleh investor dengan modal besar. Ada pula istilah lainnya seperti saham lapis satu atau blue chips. Kapitalisasi saham-saham yang seperti ini bisa tembus angka Rp40 triliun.

Pilih Saham dengan Rasio PE Rendah

Price to Earning Ratio atau rasio PE (PER) adalah sebuah alat penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan cuan tahunan perusahaan. Saham-saham dengan nilai Rasio PE rendah seperti ini lebih menarik karena laba per saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga dari sahamnya sendiri.

Tingkat rasio ini biasanya menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki seorang investor terhadap kinerja sebuah perusahaan di masa depan. Semakin tinggi rasio P/E nya, maka semakin besar pula kepercayaan investor.

Demikianlah beberapa tips dan kiat kita untuk belajar saham bagi kita para pemula.

 

Comments